Merdeka dari Penindasan Kemalasan

Read Time:55 Second

Upacara Hari Ulang (HUT) ke-78 Republik Indonesia di Kampus Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) berlangsung khidmah. Upacara ini dilaksanakan tepat pada Kamis (17/08/23)

Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Bapak Dr. Moch Nurcholis M.H “Peringatan kemerdekaan hari ini semakin menyegarkan pikiran kita betapa pentingnya membangun jalinan harmonis di antara ketuhanan dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Nurcholis menjelaskan bahwa kemerdekaan ini merupakan momentum perjumpaan rahmat Allah dengan ikhtiar manusia Indonesia dalam menentukan garis nasib kehidupannya.

“Merdeka itu bebas tapi tetap dalam koridor aturan dan norma. Kita mendayagunakan kebebasan sesuai misi visi sebagai kampus yang menegakkan The Center of Tafaqquh Fid Din ,” jelas Illa Zahrohluthfita, M.Pd.I., Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam.

Menurutnya, mahasiswa merdeka itu mahasiswa yang bebas mengembangkan kreasi dan inovasi, baik dalam kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Mahasiswa yang tidak memanfaatkan kebebasan itu berarti belum merdeka karena masih dijajah oleh nafsunya.

“Manusia yang merdeka berarti menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Kemerdekaan ini seyogianya meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta potensi diri kita untuk kebaikan bangsa,” tegas Tsamrotul Fuadah, salah satu mahasiswi IAIBAFA program studi MPI.

Penulis : Iffatul Jannah
Editor : Tim Jurnalis IAIBAFA

Happy
Happy
67 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
33 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post IAIBAFA dan Ma’had Tahfidz Darul Falah Malaysia Tandatangani, MoU Pengembangan kelas Internasional
Next post Delegasi IAIBAFA pada Program Kompetensi Dosen Pemula (PKDP)