Kedudukan Hamba di Mata Allah: Antara Dicintai atau Mengabdi; KH. Dr. Abdul Kholiq Hasan

Read Time:1 Minute, 2 Second

Pada pengajian rutin Al-Hikam yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Bumi Damai Al Muhibbin Tambakberas Jombang, malam Selasa (10/6/2024), KH. Dr. Abdul Kholiq Hasan, M.HI. (yang akrab disapa Kiai Kholiq) menyampaikan tausiyah tentang kedudukan seorang hamba di mata Allah.

Dalam tausiyahnya, Kiai Kholiq menguraikan pandangan As-Syaikh Ibnu ‘Athaillah al-Sakandari: “Allah menempatkan sebagian hamba-Nya khusus untuk beribadah, sementara sebagian lainnya diistimewakan dengan kecintaan kepada-Nya. Kepada keduanya Allah memberikan karunia yang tiada terputus.”

Kiai Kholiq menjelaskan, manusia terbagi menjadi dua golongan. Ada yang ditakdirkan untuk menjadi kekasih Allah (Al-Muhibbin), yang hatinya hanya terpaut kepada Allah, selalu rindu dan tenang bersama-Nya. Namun, jika kita belum sampai pada tahap tersebut, maka kita bisa memilih jalan pengabdian (khidmat).

“Khidmat kepada Allah bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Ada yang ditakdirkan untuk berdzikir (Aurad), ada yang ditakdirkan menjadi pengajar (Muallim), Da’i, atau berkhidmat kepada umat dengan cara lain, seperti mengasuh anak yatim atau membantu fakir miskin. Bahkan, ada yang ditakdirkan menjaga kelestarian umat melalui pertanian dan sebagainya,” papar beliau.

Lantas, manakah yang terbaik? Kiai Kholiq menegaskan, tempat terbaik adalah tempat yang telah Allah takdirkan untuk kita. Janganlah berpaling dari ketetapan-Nya, karena Allah SWT lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya.

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Tingkatkan efesiensi dan efektivitas Penyelesaian Tugas Akhir IAIBAFA Jombang Gelar Seminar Proposal dan Munaqosah Skripsi Serentak
Next post Keutamaan dan Amalan di Bulan Dzulhijjah: Menyambut Kemuliaan dengan Semangat